Profil nasibNya'iebe

Kamis, 25 Februari 2010

Review game: Winning Eleven 9














Setelah berbulan-bulan dirilis, akhirnya terluang juga waktu (baca: selama ini terlalu disibukkan dengan memainkan game yang bersangkutan :-p) untuk menuliskan komentar mengenai game Winning Eleven 9 versi PC.

Sebelum peluncurannya, game yang satu ini memang cukup dinanti oleh pecandu game sepak bola. Apalagi mereka yang sudah memiliki varian Pro Evolution Soccer 5. Pertanyaan "Perlukah mereka yang sudah memiliki PES 5 membeli WE berikutnya?" muncul dan ramai didiskusikan di berbagai penjuru internet.

Sebelum kita mulai, ada baiknya kalau kita simak terlebih dahulu informasi dan spesifikasi minimum yang disarankan untuk memainkan game Winning Eleven 9.


Genre: Sport
Sport: Soccer
Sport Type: Traditional
Sport Style: Contact
Published by: Konami Tokyo
Release Date: 9 Februari 2006

Minimum System Requirements:
- MS Windows 98SE/ME/2000/XP
- Intel Pentium III 800MHz or equal (Athlon/Duron/Celeron)
- 128MB RAM
- 4x DVD-Rom drive
- NVidia GeForce 3 or ATI Radeon 8500 video card
- DirectX 8.1 compatible sound card
- DirectX 8.1 or better
- Network (TCP/IP 128 kbps or higher)
- 1,1 GB free harddisk space

Recommened System Requirements:
- MS Windows 2000/XP
- Intel Pentium IV 1.4GHz or better
- 256MB RAM
- 8x DVD-Rom drive
- NVidia GeForce 4 or ATI Radeon 9600 video card (or better)
- DirectX 8.1 compatible sound card
- DirectX 8.1 or better
- 3GB free Harddisc space
- Network (TCP/IP 128 kbps or higher)

Dibandingkan dengan kebutuhan Pro Evolution Soccer 5 (PES 5), Winning Eleven 9 ini memang relatif sama.

Bagi yang membeli versi 2 keping CD, saat instalasi game ini akan mengekstrakkan installer-nya ke folder yang kita tentukan. Hasil ekstrak tersebut berupa sebuah file dengan format ISO. Ada beberapa cara untuk melanjutkan instalasi yaitu mount menggunakan DaemonTools, Alcohol 120%, atau Nero ImageDrive lalu ekstrak ke harddisk dengan WinRAR, ISO Buster, Ultra ISO dan lain-lain. Atau anda juga bisa mem-burn file ISO tersebut ke DVD. Saya sendiri menggunakan cara yang terakhir, hanya demi kemudahan ketika akan menginstalasikan game ini di tempat lain atau di kemudian hari.

Selesai masalah instalasi, kini saatnya kita mainkan. Kesan pertama dari game ini adalah, selain perbedaan pada cover depannya, tampilan game ini tidak terlalu jauh berbeda dengan Pro Evolution Soccer 5 yang pernah saya coba. Untuk menu, kini ada opsi untuk melakukan save game. Tidak seperti pada WE 8, kita harus menekan tombol tertentu pada keyboard untuk memunculkan menu save game.



Untuk gameplay, dibandingkan dengan Winning Eleven 8, pada seri baru Winning Eleven ini gerakan pemain lebih banyak. Namun demikian, bila perbandingan dilakukan dengan PES 5, tentu tidak akan terlalu signifikan perbedaannya. Contoh lain adalah, pantulan bola yang lebih bervariatif, baik pantulan bola saat membentur tiang gawang ataupun saat memantul di lapangan.

Dari sisi AI, jika dimainkan pada level tertinggi AI pemain lawan sudah sangat cerdik dalam mencuri bola. Pelanggaranpun jadi lebih sering terjadi, cukup menyebalkan memang, namun ini membuat game menjadi serasa lebih realistis. Sedikit kontak fisik, wasit langsung membunyikan peluit pelanggaran. Body charge juga sudah semakin menjadi senjata untuk menguasai atau merebut bola. Tetapi jangan salah, kita juga jadi bisa bertabrakan dengan pemain satu tim kita sendiri.

Yang agak tidak lazim adalah, injury time yang sering diberikan terasa terlalu berlebihan. Dari sejumlah pertandingan yang sempat saya jalani, cukup sering injury time diberikan hingga 7 menit. Bahkan sempat kejadian pada pertandingan Master League, injury time diberikan selama 8 menit.



Untuk Master League, tidak seperti pada WE 8 ataupun PES 5 yang hanya bisa merekrut maksimal 2 pemain, saat membangun tim di modus Create Original Team di WE 9 ini kita bisa merekrut pemain sebanyak-banyaknya (sampai maksimum roster tim). Jadi, perjuangan untuk menuju promosi ke Divisi 1 atau menjuarai berbagai turnamenpun menjadi relatif lebih ringan.

Pada WE 9 ini kita bisa memainkan pertandingan di bawah hujan salju. Menarik sekali, atmosfir pertandingan di Eropa menjadi sangat terasa. Yang lebih menarik, hembusan nafas pemain yang sedang berlaripun terlihat jelas di sini. Sayangnya, pertandingan di musim salju ini hanya ada pada permainan Match biasa. Dari enam musim pertandingan Master League yang sudah saya lewati, tidak sekalipun saya merasakan bermain di salju ataupun sekadar di bawah rintik hujan. Cukup disayangkan memang, Master League hanya bisa memainkan pertandingan di waktu cerah.



Pada akhir pertandingan, kini di menu Individual game record, selain menampilkan rating pemain pada game tersebut, disebutkan juga siapa yang menjadi man of the match (diberi tanda bintang) dan kadang ditambahkan informasi apa yang membuatnya menjadi man of the match pada pertandingan tersebut.



Ada hal yang sedikit mengganjal di hati yaitu dihilangkannya semua komentar dalam bahasa lain selain Inggris. Selain itu, jika kita ingin memainkan game ini secara networking, PC kita harus terhubung ke Internet, tidak lagi mendukung bermain secara jaringan lokal.

Overall, game ini cukup menarik untuk dimiliki oleh pecinta game sepakbola seri Winning Eleven. Tetapi jika anda sudah memiliki seri Pro Evolution Soccer 5, rasanya tidaklah terlalu wajib untuk membeli game ini. Kecuali kalau memang ingin melengkapi koleksi game WE series-nya.

Kelebihan:
- Gerakan pemain sudah lebih variatif, efek tabrakan antar pemain cukup realistis.
- Pantulan bola juga sudah lebih bervariasi.
- AI lawan dan teammate sudah sedikit lebih cerdas.
- Efek hembusan nafas, kostum yang kotor dan berantakan membuat game lebih hidup.

Kekurangan:
- Pertandingan di cuaca hujan dan salju tetap tidak berlaku untuk Master League.
- Ekstra time kadang terlalu berlebihan.
- Harus terhubung dengan ke Internet untuk multiplayer.

Sumber:
http://www.oprekpc.com/index.php?id=view&aid=398

Review Film : “I ROBOT”




Film I.Robot menggambarkan kondisi sebuah Negara di AS, dimana peranan robot sangat besar dalam membantu kehidupan manusia, seperti: pembantu rumah tangga, pengangkat barang, asisten pribadi, buruh pabrik, dll. Atau malah sebaliknya, Robot dapat menghancurkan kehidupan manusia, meningkatkan pengangguran, karena diakui teknologi yang digunakan dalam pembuatan robot, membuat mereka bekerja lebih cepat dari tenaga manusia.

Pada dasarnya pembuatan robot berpedoman pada tiga hukum:

1. Robot tidak boleh melukai manusia atau membiarkan mereka terluka.
2. Robot harus mematuhi perintah yang diberikan manusia, kecuali perintah tersebut bertentangan dengan hukum pertama.
3. Robot harus melindungi keberadaannya sendiri selama perlindungan itu tidak bertentangan dengan hukum I dan hukum II.

Film ini menceritakan sebuah perusahaan USR ( US Robotic) yang memproduksi robot untuk kebutuhan manusia. Robot-robot tersebut dapat selalu di up-grade via USR Uplink. Terdapat suatu alat canggih di USR yang dinamakan dengan VIKI. VIKI merupakan Kecerdasan Kinetic Interaktif Virtual, yang dirancang sebagai system perlindungan. Bisa dikatakan VIKI merupakan otak dari system robot yang diciptakan. Selain itu dikenal pula istilah nanite, berbentuk seperi cairan di dalam tabung, jika disuntikan ke otak system akan mempengaruhi semua system yang ada.

Dalam ceritanya, terdapat human error dalam pembuatan robot NS5, dimana robot-robot tersebut diciptakan untuk melanggar hukum-hukum yang telah ditetapkan. Sehingga munculah robot-robot perusak profesional yang sangat tidak patuh pada manusia. Untuk memperbaiki system tersebut, VIKI harus dihancurkan, dan cairan nanite harus disuntikan ke otaknya.

Selain itu, teknologi komunikasi yang dapat dilihat dari film ini adalah dalam penciptaan sebuah alat yang bernama proyektor hologram. Hologram bewarna hijau ini dapat memunculkan bayangan orang mati, dan diprogram seolah-olah orang mati tersebut dapat berkomunikasi dengan manusia dengan jawaban terbatas.

Jadi, teknologi robot dan system digital yang diciptakan oleh manusia bisa sangat membantu mempermudah pekerjaan manusia. Bisa juga sangat merugikan manusia, dan merusak kehidupan manusia jika terjadi kekacauan pada system. Selain itu dampak dari segi social ekonomi, teknologi tersebut dapat menambah pengangguran, dan mengurangi interaksi sesama manusia karena semua pekerjaan telah dilakukan oleh robot sehingga berkurangnya rasa saling ketergantungan sesama manusia.

sumber :
http://www.waena.org/index.php?option=com_content&task=view&id=289&Itemid=51

Sabtu, 20 Februari 2010

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI GAME




Pada umumnya Perkembangan teknologi saat ini di era masa yang berbasis IT sangat berpegaruh terhadap perkembangan game, dimana perubahannya akhir-akhir ini makin pesat berkembang. Pada sekitar awal dekade 80-an, sebenarnya sudah ada persaingan ketat antar perusahaan game dalam memasarkan produknya. Game yang populer dengan nama video game ini hanya bisa dimainkan oleh satu atau dua orang pemain pada sebuah console. Pesawat televisi dibutuhkan sebagai media tampilan. Jenis game-nya juga masih sangat sederhana dengan grafik yang sangat kasar. Tampilannya mirip seperti game dari bahasa program Java, yang bisa dimainkan di handphone sekarang ini. Perusahaan game yang terkenal pada saat itu adalah Atari, Sega dan Nintendo.
Video game atau Console game ini adalah sebuah bentuk dari multimedia interaktif yang digunakan untuk sarana hiburan. Game ini dimainkan dengan menggunakan sebuah alat yang bisa digenggam oleh tangan dan tersambung ke sebuah kotak alat atau console. Alat yang digenggam tangan tadi dikenal dengan nama joystick. Isinya adalah beberapa tombol-tombol sebagai kontrol arah maju, mundur, kiri dan kanan, dimana fungsinya adalah untuk berinteraksi dan mengendalikan gambar-gambar di layar pesawat televisi. Game inijuga biasanya dimainkan dengan memasukan sebuah keping CD yang bisa diganti-ganti atau cartridge yang harus dimasukkan ke dalam game console.
Video game dengan console kini juga sudah berkembang pesat. Saat ini, pemain yang cukup dominan adalah X-Box dari Microsoft dan PlayStation keluaran Sony. PlayStation (PS) telah sukses dengan PSP-nya yang portable dan PS2 yang fenomenal karena harganya yang cukup murah, sekitar Rp.1,5 juta. Saat ini di pelosok perumahan umumnya terdapat rental PS2 yang bisa dimainkan dengan biaya berkisar hanya Rp.1,500 per jam. PlayStation ini sendiri telah mengeluarkan versi baru, yaitu PS3 dengan harga banderolyang masih mahal, Rp.7 juta-an per unit (pada pertengahan 2007). Tidak diragukan lagi, tampilan dan akselerasinya jauh lebih halus dan cepatdari generasi pendahulunya.
Para gamers lama kelamaan menginginkan suatu permainan yang tidak saja dapat dimainkan oleh 2 orang, tapi juga bisa dimainkan secara massal dan bersamaan tanpa memandang jarak misalnya antar daerah satu yang lainnya hingga menembus jarak antar negara. PlayStation dan X-Box pun tampil sebagai sebuah console yang sudah bisa dimainkan secara online.
Selain dari console, game juga bisa dijalankan dari personal computer (PC) atau sering juga disebut juga PC game. Game di PC tidak kalah menariknya dibanding dengan di console. Mari kita lihat bedanya.
Di dalam video game atau console game kita menemukan adanya lingkungan bermain game yang lebih sederhana dibanding pemain di PC game, bukan hanya terutama karena keterbatasan fitur dari joystick, tapi karena disebabkan keterbatasan teknologi di dalam perangkat keras (hardware) pada console serta output resolusi visual yang secara potensial lebih rendah.
Seperti kita ketahui, pada setiap PC umumnya terdapat sebuah keyboard dan sebuah mouse yang bisa digunakan dalam desain permainan game yang lebih kompleks. Gambar grafik yang ditampilkan di PC game lebih hidup dan tajam, tergantung dari pemakaian display adapter card atau video card yang digunakan pada mainboard komputer. Semakin mutakhir dan besar kapasitas memori video card-nya, maka semakin halus pula resolusi dan akselerasi game-nya. Sedangconsole game biasanya dimainkan di televisi, dimana ketajaman gambar lebih rendah dan game biasanya dimainkan dari jarak dekat.
Jenis game yang tersedia untuk sebuah video game atau console ditentukan dari tuntutan pasar dan tren. Video game atau console menurut anggapan banyak orang, lebih dianggap sebagai mainan anak-anak kecil, sedangkan PC adalah mainan mereka yang lebih ‘dewasa’. Karena itu, beberapa tahun lalu, console lebih banyak terlihat memainkan game yang lebih sederhana, seperti platform games, tembak-menembak (shoot-em-up) dan pukul-memukul (beat-em-up). Sedang PC game lebih didominasi ke genre RPG, strategi dan simulasi.
Dengan adanya perkembangan video game atau console diantara pasar orang dewasa, perbedaannya dengan PC game juga semakin berkurang. Akhir-akhir ini strategy games, role-playing games dan game simulasi, walau tidak sebanyak di PC game, sudah bisa didapatkan di video game.
Awalnya, jika kita bermain sendiri di PC atau komputer, yang menjadi lawan kita adalah komputer itu sendiri. Tetapi dengan sistem jaringan (LAN: local area network), kita bisa melawan orang lain pada komputer yang terpisah, yang lebih dikenal dengan istilah multiplayer. Untuk dapat memainkannya, kita harus menghubungkan PC atau komputer ke sekelompok PC lainyang saling terhubung. Multiplayer game ini bisa dimainkan dengan jaringan lokal tanpa akses internet, tetapi bisa juga dengan menggunakan akses internet. Multiplayer game yang tidak membutuhkan akses internet disebut juga sebagai LAN game.
Di Indonesia sendiri, sejak tahun 2000-an, LAN game didominasi oleh game tembak-menembak, diantaranya Counter Strike (CS) dan game strategi Warcraft. Game ini masih memiliki keterbatasan dalam jumlah pemain. Lawan kita dalam game hanya terbatas pada jumlah PC yang terhubung dalam jaringan lokal tersebut. Jika game tadi ingin lebih dimainkan secara massal, secara bersamaan dan tanpa mempertimbangkan jarak, maka PC itu harus terhubung dengan jaringan internet. Karenadari aplikasinya yang harus terhubung atau online dengan internet, maka banyak orang menyebutnya sebagai online game.


Sumber:
http://siposipo.blogspot.com/2010/02/perkembangan-teknologi-game.html
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang/perkembangan-teknologi-game-beserta-dampaknya-terhadap-generasi-muda

Main Facebook di Blog